Minggu, 16 Mei 2010

Sejarah Singkat GIA Cirebon

Ditulis oleh Administrator
Friday, 27 March 2009

Pendiri atau perintis persekutuan orang-orang percaya sebagai cikal bakal Gereja Isa Almasih Cirebon adalah Pdt.
Mulyadi Elia Wirawan ( Lie Soen Tjay ) sejak tanggal 08 Agustus 1950 Gereja Isa Almasih Cirebon (dulu Sing Ling Kauw
Hwee yang artinya Gereja Roh Kudus, seperti gereja pusat di Semarang ) mulai dibuka dengan tempat kebaktian di jalan
Kebon Blimbing Cirebon, di rumah Bapak Chang Hai Cin, sehingga di Cirebon waktu itu Gereja Isa Almasih Cirebon
terkenal dengan nama Gereja “Chang Hai Cin” yaitu nama si pemilik rumah tersebut. Dan kebaktian yang
ada pada waktu itu adalah kebaktian umum, kebaktian anak-anak dan pendalaman Alkitab serta persekutuan doa.
Selanjutnya sehubungan Pdt. Mulyadi Elia Wirawan pindah ke Pati maka kepemimpinan diteruskan oleh Pdt. Yahya
Sutandi (Tan Soen Hok) sejak tahun 1953. untuk kebaktian anak-anak sempat diadakan di rumah “Tante
Kembar” (Ibu Giok Lioe) yang sekarang usaha manisan di Pekalangan Gang Pedati Gede. Sekalipun hanya
dengan sarana “delman” yang disediakan oleh guru sekolah Minggu untuk keperluan antar jemput anakanak
dalam mengikuti kebaktian, dengan demikian hubungan guru dan anak akrab sekali.
Setelah selang beberapa waktu lamanya kebaktian orang-orang percaya tersebut pindah ke jalan Bahagia No. 27 di
rumah Pdt. Yahya Sutandi . Oleh berkat pimpinan Tuhan Jemaat semakin bertambah. Dengan demikian bertambah pula
pergumulan jemaat untuk memiliki tempat ibadah yang permanen. Kesulitan dan tantangan yang dialami jemaat untuk
memiliki tempat ibadah permanen sempat membuat jemaat putus asa.
Harapan jemaat mulai nampak yaitu pada Sidang Sinode tahun 1958, pengurus pusat berjanji dengan pertolongan
Tuhan akan membantu cabang Cirebon dalam usaha memiliki rumah kebaktian. Untuk mendukung kerinduan jemaat
Cirebon maka diadakan doa rantai di Semarang mulai tanggal 01 Februari – 30 April 1954. Dan luar biasa kuasa
Tuhan nyata, berkat doa itu maka pada tanggal 28 Maret 1954 dapat dibeli oleh Yayasan Sing Ling Kauw Hwee
Semarang suatu bangunan dari batu berukuran 20 m x 11 m seharga Rp. 40.000,- (sebuah bangunan bekas gudang
pabrik tenun) yang kemudian dijadikan gereja untuk kebaktian hingga sampai saat ini, yaitu di Jalan Karang Kencana 38
Cirebon
Berkat pimpinan Tuhan pada tanggal 02 April 1956 telah diresmikan gedung yang sudah dibeli tersebut sebagai tempat
ibadah. Pada bulan itu juga tepatnya tanggal 03 April 1956 telah diadakan pemilihan majelis pertama GIA Cirebon. Dan
terpilih sebagai berikut : Bapak Tan Lian Boe, The Tjien Seng, Tjoa Khe Tin dan Ang Swie Bie. Gereja yang semula
terkenal dengan nama Chang Hai Cin berubah menjadi Gereja Sing Ling Kauw Hwee, sekarang dikenal dengan nama
Gereja Isa Almasih Cirebon.
Estafet kepemimpinan GIA Jemaat Cirebon yang dipimpin oleh Bapak Pdt. Yahya Sutandi selama 22 tahun berakhir
setelah beliau dimutasikan sebagai Staff Sekum MPH GIA di Semarang pada tanggal 01 April 1975. Maka
kepemimpinan gereja beralih pada Pdt. J. Tedjosusilo (Juni 1975 – Maret 1979). Kemudian digantikan oleh Pdt.
Z.S Djoko Poernomo yang menjabat sebagai caretaker pada tanggal 30 Oktober 1979 dan ditahbiskan sebagai
pendeta/Gembala Sidang pada tanggal 26 Oktober 1980 dan masa jabatan penggembalaan berakhir pada tanggal 08
April 1985. Kemudian penggembalaan dilanjutkan oleh Pdt. Ertin Tan yang waktu itu sebagai pendeta Detasering pada
tanggal 04 Mei 1985. Ditahbiskan sebagai pendeta/Penanggungjawab Jemaat pada tanggal 13 Desember 1987, karena
waktu itu belum diperkenankan Gembala Sidang Wanita, setelah Sidang Sinode ke XV maka pada tanggal 22 Oktober
1995 beliau ditahbiskan sebagai Gembala Sidang wanita yang pertama kali dalam sejarah Gereja Isa Almasih. Dan
menjabat sebagai Gembala Sidang dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2001.
Adapun susunan kemajelisan periode 1994 – 1997 adalah sebagai beriku : Bapak Ngaidjan, Bapak Madi
Suhardji, Bapak Alexander Sonny Lay, Bapak Pramono Sutopo, Bapak Kuswandy, Bapak Suroso (Alm), Ibu Yahya
Hardianto. Susunan majelis periode 1997 – 2000 sebagai berikut : Bapak Ngaidjan, Bapak Pramono Sutopo,
Bapak Kuswandi, Bapak Suroso (Alm), Ibu Yahya Hardianto, Bapak Samuel Setiady. Pada tanggal 16 September 2001,
Ibu Pdt. Ertin Tan memasuki masa Emiritus dan kepemimpinan Gereja Isa Almasih Jemaat Cirebon dilanjutkan oleh Pdt.
Djudju Hendra yang ditahbiskan sebagai Gembala Sidang ke-6 pada tanggal 16 September 2001, dengan dibantu oleh
Pdm. Imanuel Inuhan. Adapun susunan Majelis periode 2000 – 2003 adalah : Bapak Pdt. Djudju Hendra (Ketua),
Bapak Rullyantomo (Sekretaris), Ibu Angelina Suyitno (Bendahara I), Bapak Sudiharto (Bendahara II), Bapak Herry
Christian (Bidang seksi), Bapak Samuel Setiady (Bidang Sarana dan pembangunan), Bapak Timotius Chandra (Bidang
Diakonia). Sejak tanggal 08 April 1965 dimana diadakan pentahbisan Gedung ibadah utama Gereja Isa Almasih Cirebon
dan sampai sekarang terus berkembang dan telah beberapa kali mengalami renovasi bahkan telah ditambah
pembangunan sebelah gereja yang dahulu dipakai sebagai pastori Gembala Sidang. Dan Tuhan juga menyatakan kasih-
Nya, dimana gereja dapat membeli sebidang tanah dengan bangunan di jalan Langensari Lama No. 57 Cirebon yang
digunakan untuk pastori Gembala Sidang. Sehingga bangunan pastori lama (sebelah gereja) sekarang telah didirikan
bangunan berlantai dua untuk kantor dan ruang kelas Sekolah Minggu serta ruang serbaguna yang diresmikan pada
tanggal 12 Maret 2000.
Pada tahun 2003 diusia yang ke 53 tahun, Gereja Isa Almasih Cirebon mengadakan KKR yang pertama dengan thema
”DIA JAWABAN HIDUPKU” yang dilaksanakan diluar gedung Gereja Isa Almasih Cirebon yaitu digedung
GRAGE MULTIFUNCTION (kawasan wisata belanja Grage Cirebon) sebagai bentuk ucapan syukur pada Tuhan dan
sekaligus mengadakan pemilihan majelis jemaat periode 2003-2006 secara demokratis dan langsung oleh jemaat yang
dipimpin oleh Gembala Sidang Pdt. Djudju Hendra dibantu oleh Pdm. Imanuel Inuhan. Adapun susunan kepengurusan
kemajelisan periode 2003 – 2006 yaitu : Pdt. Djudju Hendra (Gembala Sidang sekaligus ketua), Bapak Herry
Christian (Sekretaris), Bapak Timotius Chandra (Bendahara), Bapak Yohanes Lukito (Bidang I yang menangani ibadah,
Usher Kolektan dan KPK), Bapak Andreas Pesik, SH (Bidang II yang menangani seksi-seksi seperti: KAA, RBK, PBK, KW, Musik dan Paduan suara), Bapak Karsani (Bidang III yang menangani Diakonia dan beasiswa), Bapak Samuel
Setiady (Bidang IV yang menangani sarana dan pembangunan) serta dibantu tim verifikasi keuangan yaitu Bapak
Sudiharto dan Ibu Angelina Suyitno dan juga staff rohaniwan Pdm. Imanuel Inuhan. Namun pada tanggal 12 September
2004 Pdm. Imanuel Inuhan memenuhi panggilan pelayanan-Nya untuk menjadi Gembala Sidang Gereja Isa Almasih
Jamblang yang saat itu vakum Gembala Sidang sekaligus ditahbiskan jadi pendeta penuh. Dan selanjutnya Tuhan
mengirim Pdm. Simon Margono pada bulan Mei 2006 sebagai Staff rohaniwan Gereja Isa Almasih Cirebon.
Pada tanggal 27 Juli 2006, Tuhan memanggil pulang hamba-Nya Gembala Sidang terkasih (Alm) Pdt. Djudju Hendra
setelah mengalami operasi di RS Siloam, Karawaci Tangerang dalam usia 44 tahun, padahal tanggal 30 Juli 2006
rencananya akan diadakan pemilihan majelis jemaat periode 2006 – 2009. Namun karena situasi darurat dengan
vakumnya Gembala Sidang, maka rencana pemilihan Majelis ditunda sampai ada Gembala Sidang baru. Dan sementara
itu roda pelayanan Gereja Isa Almasih Cirebon ditangani oleh para majelis sampai saat ini bekerjasama dengan
pengurus-pengurus seksi dibantu oleh Pdm. Simon Margono sampai ada Gembala Sidang pengganti.
Pada HUT GIA Cirebon ke 57 atau kurang lebih 1 tahun dalam kevakuman Gembala Sidang, maka Majelis dan jemaat
GIA Cirebon dengan pertolongan Sang Gembala Agung Tuhan Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus-Nya terus
memantapkan panggilan-Nya untuk tetap bergerak maju mengemban tugas amanat agung Kristus yaitu menjadi saksi
dan memenangkan banyak jiwa untuk masuk dalam keselamatan kekal.
Untuk itu tanggal 7 Agustus 2007 kembali diadakan KKR Celebration of Praise 2007 di gedung Gratia Cirebon dengan
thema ”DIA KEKUTAN DAN MAZMURKU” dan tanggal 8 Agustus 2007 diadakan kebaktian syukur dan
penthabisan Pdm. Simon Margono menjadi Pendeta oleh MPH Sinode GIA, agar tugas pelayanan di Jemaat Cirebon
lebih maksimal lagi sambil menantikan gembala sidang yang baru.
Dan akhirnya setelah kurang lebih 2 tahun mengalami kevakuman gembala sidang maka Tuhan Yesus Kristus
menjawab doa jemaat GIA Cirebon yang senantiasa memohon dan beriman kepada-Nya, dengan menganugrahkan
seorang gembala sidang yang bersedia memenuhi panggilan penggembalaan dan juga mengasihi jemaat-Nya yaitu Pdt.
Obaja Saleman beserta istri dan ketiga putra putrinya.
Kami bersyukur tidak terlalu lama mengalami kevakuman gembala sidang oleh sebab itulah dengan adanya anugrah
Tuhan yang besar ini maka segenap majelis dan jemaat bertekad untuk bangkit, bersatu dan maju bersama dalam
membangun pelayanan Bapa di Surga melalui wadah Gereja Isa Almasih Cirebon dengan paradigma baru yang sesuai
dengan kebenaran firman-Nya.
Untuk itulah dalam rangka HUT ke 58 ini yang mengambil thema ” Bangkit dan maju bersama bagi
Kristus” maka Majelis dan jemaat mengadakan kebaktian Penthabisan gembala Sidang atas Pdt. Obaja Saleman
yang dilaksanakan oleh pengurus MPH Sinode Gereja Isa Almasih pada tanggal 18 Agustus 2008 dan kebaktian syukur
HUT GIA Cirebon ke 58 tanggal 19 Agustus 2008 dengan pembicara Pdt. DR. Rubin Adi Abraham dan kesaksian oleh
Bpk. Robby Sugara (mantan aktor film yang telah dijamah Tuhan kehidupan rumah tangganya).
Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus Sang Gembala Agung punya rencana yang sangat indah untuk jemaat GIA
Cirebon, melalui perjalanan selama 58 tahun dengan segala suka dan duka dalam roda pelayanan yang ada namun
Tuhan tidak pernah meninggalkan gereja-Nya. Dan dengan segala hal yang dialami akan membuat jemaat semakin
dewasa bahkan melalui anugrah seorang gembala sidang yang baru jemaat akan semakin tampil memberi dampak yang
positif ditengah masyarakat kota Cirebon khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sehingga banyak jiwa-jiwa
baru yang dituai dan dimenangkan bagi Kristus pada masa akhir jaman ini.
Kami sadar bahwa segala sesuatu datang dari DIA, oleh karena DIA dan hanya bagi DIA kemuliaan sampai selamalamanya
amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar